![]() |
Pesan Alam Dalam Bumi
Karma Borobudur
(Sapa
Gawe Nganggo)
Oleh
Sucoro
Editor:
Novita Siswayanti, MA
Desain Cover
dan Lay-out:
Eri Kusuma Wardhani
Sapto Nugroho
Penerbit:
Warung Info Jagad Cleguk
Jl. Medangkamolan 7 Borobudur
Email: ruwatrawatborobudur@gmail.com
ISBN
978-602-53877-2-2
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor
19 Tahun 2002
Tentang
Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal
2:
1.
Hak
cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau mem perbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana
Pasal
72:
1.
Barang
siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima
milyar rupiah)
2.
Barangsiapa
dengan sengaja menyiarkan, memamer kan, mengedarkan, atau menjual kepada umum
suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
DAFTAR ISI
Bab 1
Prolog Hal 8
Pesan Alam Dalam Bumi Karma Borobudur Hal 9
Bab 2
Pergulatan Dan Perjuangan Dalam Mencari Jati Diri.
Hal 13
Penemuan kembali Borobudur Hal 25
Pesan Alam Dalam Bumi Karma Borobudur Hal 32
BAB 3
Peledakan Bom di Borobudur Hal
35
Nasipku Hal 56
Kaget Hal 69
Dijemput lagi Hal 74
Kapan Aku Bebas?
Hal 82
BAB 4
Pagar Pembatas Hal 90
Kisah Jalan Kehidupan Yang Tertutup Hal
95
Aksi Mogok Makan Hal 102
Mengadukan Ke LBH Hal
106
BAB 5
Death Monument Borobudur
Hal 110
Usaha Mempertahankan Nilai Spiritualitas Hal
122
Ada Gula Ada Semut ( Nasip Pedagang Asong )Hal 127
Keresahan Warga Jl Medangkamolan
Hal 135
Harapan Yang Terselip di Sela-sela Batu Hal
140
Sekilas Anganku Hal
144
Malam itu Hal
151
Rembuk Warga Masyarakat Borobudur Hal
158
Kirim Surat Ke Gubernur
Hal 162
BAB
6
Pasar
Seni Jagad Jawa Hal 169
Aksi
Tutup Mulut Hal 171
Minta
Bantuan Hukum ke LBH Yogyakarta
Hal 174
Kualitas
Pengunjung Hal 178
Tim
Mediasi Hal 180
Meditation
corner Hal 163
Kenangan
Peristiwa Jagad Jawa Hal 186
BAB
7
Warung
Info Jagad Cleguk Hal190
Gagasan
Membuat Warung Informasi Hal191
Dua Tahun Warung Info Jagad Cleguk Hal 194
Diskusi
Kepres No 1 Th 1992 Hal 204
Sarasehan
Budaya Hal209
Seminar
Grassroot Hal 214
Mirunggan
Pasar Rakyat Hal 219
Posko
Informasi Lebaran Hal 224
Tempat
Begadang Dan Acara Tradisi Hal 227
Kesaksian
Borobudur Hal 233
BAB
8
Peran
Warung Info- Brayat Panangkaran
Hal 235
Sradha Hal 251
Sedkah
Punthuk Setumbu Hal 256
Sedekah
Kedung Winong Hal 265
Ritual
Umbul Donga Hal 269
Selamatan
Borobudur Hal 272
Sekolah
Lapangan Kawasan Borobudur Hal 277
Potensi
Budaya Dan Peran Masyarakat Hal 286
Belajar
Memahami Alam Hal 292
BAB
9
Epilog Hal296
Deskripsi
Buku Pesan Alam dalam Bumi Karma Borobudur (Sapa
Gawe Nganggo) ini
merupakan buku revisi dari buku sebelumnya berjudul “Bumi Karma Borobudur”.
Buku ini secara lengkap bertutur tentang sejarah pengelolaan warisan Budaya Borobudur,tentunya
dengan cara pandang serta pengetahuan yang saya alami sebagai warga
masyarakat yang tinggal tidak jauh dari keberadaan candi Borobudur. Kebetulan
saya sendiri mengalami sejak awal perubahan pengelolaan.
Penuturan
tentang sejarah pengelolaan tersebut telah saya tuturkan pada Buku sebelumnya
berjudul “Dari Luar Pagar
Taman Borobudur”.Kemudian secara bersambung pada buku ini akan saya
tuturkan dengan tema-tema terkini.
Semoga
Buku ini dapat menambah kepustakaan world heritage dalam sejarah
pengelolaan Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia.
Terima kasih
Penulis (Sucoro)
Pesan Alam Dalam
Bumi Karma Borobudur
Oleh Sucoro
Alhamdulillah
Gerakan Budaya Rakyat Borobudur pada Tahun 2024 ini telah mencapai kegiatan
yang ke-22 tahun. Secara kronologis lahirnya gerakan budaya rakyat Ruwat
Rawat Borobudur diinisiasi oleh Bapak Sucoro yang secara terus menerus
diselenggarakan dan dikawal oleh penulis buku ini.
Gerakan
Budaya Ruwat Rawat Borobudur sebagai respon terhadap Gerakan komplementer
pengelolaan Borobudur yang berorientasi kepada komersialisasi pariwisata
menihilkan pelestarian nilai spiritualitas Borobudur, kebijakan secara top-bottom
dan lebih kepada sentralistik, mengabaikan aspirasi dan tidak memberdaya
kan dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat sebagai subjek budaya telah
berdampak pada sulitnya menentukan kebijakan
Penulis
adalah warga Borobudur yang sebelumnya tergusur atas pembangunan Taman Wisata.
Penulis memandang bahwa Borobudur ialah
sumber daya budaya dan alam yang mesti dijaga, dirawat dan dilestarikan. Bukan
hanya dikeruk, dieksploitasi, dimanfaatkan untuk kepentingan yang hanya sekedar
mengacu untung-rugi. Sehingga dengan
Borobudur mereka memperoleh hasil sebanyak-banyaknya dan keuntungan
sebesar-besarnya. Borobudur sebagai destinasi pariwisata yang dapat
mendatangkan kebermanfaatan bagi mereka yang cerdas memanfaatkannya
Disisi
lain komunitas setempat yang dikoordinasikan melalui
Gerakan Budaya Rakyat Ruwat Rawat Borobudur justru semakin
mampu menghayati kharisma spiritualitas warisan budaya itu. Hal ini jelas
terbukti dalam penuturan dan kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Brayat
Panangkaran Borobudur yang sarat dengan ekspresi spiritualitas hadir di Kawasan
Borobudur. Spiritualitas yang layak menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua.
Sesederhana apa pun itu pelestarian cagar budaya dan pembangunan bukanlah
sesuatu yang saling bertentangan. Keduanya bisa saling mendukung atau
bersinergi dalam pendekatan pembangunan berwawasan pelestarian. Pandangan ini
setidaknya pantas diperjuangkan dalam upaya pengembangan Destinasi pariwisata
Borobudur
Buku Pesan Alam dalam Bumi Karma Borobudur yang ada di
hadapan pembaca ini mengungkapkan sisi lain dari kenyataan yang ada di sekitar
candi Borobudur. Serta rekaman ingatan dan catatan Penulis dari kegiatan yang
selama ini dilakukan oleh Penulis dan kawan-kawan. Kemudian dituturkan, ditulis
dan disajikan dihadapan pembaca. Kami yakin dan sadar diri, bahwa isi buku ini
masih terlalu kecil dibanding kebesaran nilai spiritualitas yang terkandung
dalam Borobudur. Untuk itu kesimpulan dan penafsiran saya serahkan sepenuhnya
kepada pembaca yang Budiman
Terimakasih
Penulis

إرسال تعليق