Magelang – Pemandangan
berbeda tampak di kawasan Candi Borobudur, Minggu (21/5) sore. Ribuan
masyarakat menyemut menyaksikan jalannya kirab budaya puncak kegiatan
Ruwat-Rawat Borobudur. Pengunjung candi pun mendapatkan tambahan suguhan
bermacam tarian dan tabuhan musik tradisional.
Puluhan kesenian rakyat khas Kabupaten Magelang
serta daerah sekitar, bahkan luar Jateng ditampilkan mulai dari halaman Tourism
Information Center (ITC) Bronojalan. Rombongan berjalan menuju pelataran
pelataran Zona 1 yang berlokasi di sisi barat candi.
Dalam kegiatan yang juga sebagai wujud komitmen
bersama masyarakat untuk ikut serta melestarikan warisan budaya dunia tersebut,
para peserta kirab mengenakan busana adat Jawa berjalan kaki sembari memikul
beberapa gunungan berisi aneka hasil pertanian. Tidak ketinggalan pula alunan
musik gamelan dan beragam tabuhan musik tradisional lain mengiringi langkah dan
gerakan tari yang mereka tampilkan di sepanjang perjalanan.
Puluhan kelompok kesenian, ratusan seniman, pegiat
budaya, serta tokoh masyarakat berbaur dalam kegiatan tahunan sebagai upaya
memperkuat kesadaran semua pihak untuk melestarikan warisan budaya dunia.
Bahkan Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo juga sempat ikut diarak mengendarai
andong.
Kirab budaya sebagai puncak agenda Ruwat-Rawat
Borobudur dilepas oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Turut hadir dalam acara
tersebut Staf Ahli Bidang Multikultur Kementerian Pariwisata Hari Untoro Drajat
dan Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo.
Dalam sambutannya Ganjar mengatakan, kegiatan rutin
yang melibatkan pelaku seni, pejabat, serta masyarakat umum ini super menarik.
Seni dan budaya lokal yang ada di masyarakat harus digelar secara rutin melalui
pementasan-pementasan di kawasan Candi Borobudur.
“Ekspresi karya ditunjukkan di sini. Yang penting
meriah untuk semua saja,” ujarnya.
Senada dikatakan penanggung jawab Ruwat-Rawat
Borobudur, Sucoro mengatakan nilai budaya masyarakat kawasan Borobudur penting
untuk terus dilestarikan, termasuk kaitannya untuk kepentingan pengembangan
kepariwisataan setempat. Selain itu, kegiatan tersebut juga memberikan
sumbangan daya budaya bagi kepentingan pengembangan kepariwisataan Candi
Borobudur.
Serangkaian agenda seni memeriahkan Ruwat-Rawat
Borobudur juga diselenggarakan mulai 18 April hingga 21 Mei 2017, di Kompleks
Candi Borobudur dan beberapa desa di Kabupaten Magelang. Agenda ke 14 tahun ini
sekaligus untuk memperingati Hari Pusaka Dunia 2017.
“Kepedulian yang kuat masyarakat terhadap nilai
sejarah dan budaya, akan memberikan dampak positif bagi perkembangan seni dan
tradisi masyarakat setempat,” terangnya.
Sementara itu, saat rombongan kirab tiba di
pelataran candi yang dibangun sekitar abad VIII masa pemerintahan Dinasti
Syailendra itu, sejumlah seniman tampil di hadapan gubernur membacaan syair dan
puisi karya 120 penyair yang dituangkan dalam sebuah buku.
Bait demi bait puisi yang menceritakan tentang
Candi Borobudur, seni, budaya, dan hal-hal lain dalam kehidupan masyakat itu,
rencananya juga akan dibacakan di berbagai pertunjukkan kesenian dan kesempatan
lainnya.
Sumber berita
Penulis : Mn, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Posting Komentar