Borobudur ibarat buku yang tak habis-habisnya dibaca.
Halaman demi halaman termuat pesan kehidupan dalam simbol relief batu yang bisa
bertahan ratusan tahun bahkan telah lebih dari seribu tahun. Jutaan manusia
melintasi waktu dan jaman, melakukan perjalanan ziarah maupun kunjungan wisata
berupaya menangkap pesan yang tersurat maupun tersirat dari berbagai simbul.
Dari seonggok batu yang ditoreh dan ditaruh secara rapi tersusun menjadi relief
dinding candi, rangkaian stuktur menjadi bentuk bangunan candi, hingga situs
yang dapat dirangkai menjadi pola ruang menjadi kawasan Borobudur yang tersusun
penuh makna multi dimensi interpretasi.
Borobudur dari sudut mata elang terbang, seperti bunga
teratai diatas danau. Dulu Borobudur dikelilingi perairan danau purba yang
dapat dilacak dari endapan lumpur danau dan berbagai tumbuhan yang mengendap di
dasar danau. Dari berbagai toponimi di sekitar Borobudur maupun di kawasan
sekitar candi lainnya, terdapat nama yang berasosiasi dengan perairan alami
maupun buatan, seperti: Sabrang Rowo, Segaran, Banyu Mudal, dlsb. Kini tinggal
lah nama, ekosistem berubah dengan berkembangnya permukiman dan perkotaan yang
meneggelamkan ekosistem alami di sekitar candi.
Borobudur terdapat ribuan batu berukir yang dapat dirangkai menjadi
cerita yang berisi beragam tema dan tersembunyi makna bagi yang mampu
membacanya, menginterpretasinya dan memaknainya. Tema-tema kehidupan yang terus
memiliki konteks dari jaman ke jaman, mengirimkan pesan dari masa silam untuk
mereka yang mau melihat, meluangkan berfikir serta melonggarkan waktu dan wawasan
untuk berkelana bersama waktu (time
tunnel) dari masa silam, ke masa kini dan menuju masa depan. Borobudur
masih menyimpan banyak hal yang belum digali dan dimaknai

Posting Komentar